Luck, which meets you with someone.... Heart, that chooses who you love.... Destiny, that decides who will stay in your life....Sometimes, we find the unexpected things happen in our life. But, we must face them, how bitter they are.Don't you ever believe destiny.'Coz destiny is just a situation when you let something happens in your life.If you wish something happens in your life, you must fight for that!
Tuesday, 15 January 2013
Ilmu untuk kebahagiaan dunia akhirat
مَنْ اَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَ الْأَخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ (الحديث)
Barang siapa menginginkan dunia, maka ia harus berilmu. Barang siapa menginginkan akhirat, maka ia harus berilmu. Dan barang siapa menginginkan dunia akhirat, maka ia juga harus berilmu ( Al – Hadits).
Ini adalah sebuah hadits yang saaangat saya sukai dan menjadi pendorong saya untuk terus belajar. Ilmu adalah pelita yang menerangi, cahaya yang mencerahkan. Berkat ilmu, perilaku jadi terbimbing, ucapan jadi berbobot. Seperti bintang, ilmu menunjukkan arah. Arah yang jelas membuat tujuan menjadi jelas. Maka, sangat logis jika dikatakan 'ilmu adalah kunci untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat sekaligus'.
Seorang teman bertanya,"Ngapain sih kok hobi banget sekolah? Bukankah segalanya sudah cukup. Mau serius nyari pekerjaan yang lebih oke ya?".
Aku tersenyum, dalam hatiku mungkin temanku ini gak tau hadits favorit saya itu. Hadits itulah yang jadi jawaban saya buatnya. Sebenarnya mungkin bukan materinya yang saya nikmati sebagai bayaran berilmunya saya, tetapi proses belajarnya itu yang selalu saya rindukan, ilmuny itu sendiri yang sering membimbing saya lebih dekat dengan Pencipta saya. Saya selalu suka ilmu baru, apapun itu. Saya suka suatu saat saya duduk sebagai 'student' dan suatu saya duduk sebagai 'teacher'.
Alhamdulillah, saya punya orang tua yang sangat menjadi role model buat saya. My beloved late mother yang mengajarkan ketegaran dalam kelembutan, my late father yang mengajarkan kesederhanaan dalam penampilan tapi sebaliknya otak kita harus kaya. Saya suka dengan orang-orang yang pintar, tapi saya lebih suka dengan orang-orang pintar yang juga tetap mengingat kematian. Dunia ini kan hanya kehidupan sekejap, the longest adalah 100-an thn if you are really a healthy guy. Walaupun kita gak tau kehidupan setelah mati, tetapi kematian itu adalah sesuatu yang pasti.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahala kalian”. (Surat Ali `Imran: 185).
Ingatlah kematian! Jangan habiskan waktumu untuk mencari harta dan jangan habiskan waktumu untuk membeli harta.
Ada satu touching experience yang selalu membekas di hati saya. Ayahku adalah seorang pencinta buku sejak muda. Tetapi karena dia tidak punya cukup uang untuk kuliah, dia tidak kuliah, hanya cukup kursus-kursus saja. Ayahku adalah seorang yang buta di hari tuanya. Allah mengambil penglihatannya 90% di usia 50-an. Tapi yang membuatku salut dengannya adalah dia selalu ingin belajar lewat membaca buku. Ketika penglihatanya sudah kabur 50% dia tetap belajar dengan menggunakan kaca pembesar. Waktu itu dia bahkan masih terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Terbuka. Disaat penglihatanya sudah kabur 90% diapun tetap belajar dengan cara mendengarkan suara yang direkam dikaset. Kadang saya membantu membacakan bukunya dan direkam di kaset untuk dia dengarkan. Ketika aku membacakan tentang astronomy and science, dia begitu antusias mengomentari tentang posisi matahari dan planet-planet di jagat raya ini. Begitu cintanya ayahku dengan mencari ilmu. Ketika ibuku bertanya, " Ngapain sih susah-susah belajar, udah tua ya diem aja, tinggal santai aja". Ayahku menjawab, "Belajar itu lebih baik, dibanding saya terlalu banyak ngumpul-ngumpul, ngobrol kesana-kemari. Hal kayak gitu gampang sekali membuat lidah kita tergelincir". Yah, aku setuju dengan beliau.
Ketika tahun 2008 ayahku meninggal dunia, aku makin setuju dengan ucapannya tentang 'belajar' dan hadits di atas. Dia meninggal dengan sangat peacefully....siapapun akan iri dengan cara beliau meninggal. Seakan-akan dia sudah mempersiapkan dirinya untuk meninggal dunia dan sama sekali tidak merepotkan orang lain. Beliau meninggal dalam tidurnya. Dia tidak sakit. Dia sudah mandi sendiri sebelum tidur, dia juga sudah berpakaian rapi dan terbaik yang dia punya, diapun sudah dalam posisi kedua tangan di atas perutnya. Beliau meninggal dengan muka bercahaya, bibir tersenyum dan tentu dengan ilmu di kepalanya. MashaAllah....aku juga pengen seperti itu disaat aku meninggal. Amiiiin.....
Come on, let's read and keep study...mari kita terus mencari ilmu. Setelah berilmu tentu ilmu itu harus kita amalkan kepada orang-orang yang tepat membutuhkannya. Wish me luck, Guys!!